Ikatan ion (ikatan
elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang
dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau
ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik.
Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion
yang berbeda muatan. Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na)
dan klor (Cl)
bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na+),
sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-).
Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk
natrium klorida.
Menurut konsep James E.
Brady (1990), Ikatan ion adalah ikatan
yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom
yang menangkap elektron
(bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan
logam, setelah menerima
elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya
elektrostastis) yang disebut
ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada
suhu kamar, semua senyawa
ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu.
Pembentukan Ikatan Ion :
Telah
diketahui sebelumnya bahwa ikatan antara natrium dan klorin dalam narium
klorida terjadi karena adanya serah terima elektron. Natrium merupakan logam
dengan reaktivitas tinggi karena mudah melepas elektron dengan energi ionisasi
rendah sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas atau daya penagkapan
elektron yang tinggi. Apabila terjadi reaksi antara natrium dan klorin maka
atom klorin akan menarik satu elektron natrium. Akibatnya natrium menjadi ion
positif dan klorin menjadi ion negatif. Adanya ion positif dan negatif
memungkinkan terjadinya gaya tarik antara atom sehingga terbentuk natrium
klorida.
Ikatan ion
hanya dapat tebentuk apabila unsur-unsur yang
bereaksi mempunyai perbedaan daya tarik elektron (keeelektronegatifan)
cukup besar. Perbedaan keelektronegatifan yang
besar ini memungkinkan terjadinya serah-terima
elektron. Senyawa biner logam alkali dengan
golongan halogen semuanya bersifat ionik. Senyawa logam alkali
tanah juga bersifat ionik, kecuali untuk beberapa senyawa yang terbentuk dari
berilium.
Susunan
Senyawa Ion
Aturan oktet
menjelaskan bahwa dalam pembentukan natrium klorida, natrium
akan melepas satu elektron sedangkan klorin akan
menangkap satu elektron. Sehingga terlihat bahwa satu atom klorin
membutuhkan satu atom natrium. Dalam
struktur senyawa ion natrium klorida, ion
positif natrium (Na+)
tidak hanya berikatan dengan satu ion negatif klorin (Cl-) tetapi satu ion Na+ dikelilingi
oleh 6 ion Cl- demikian
juga sebaliknya. Struktur tiga dimensi natrium
klorida dapat digunakan untuk menjelaskan susunan senyawa ion.
Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya,
antara lain :
Ò Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik
didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 °C.
Ò Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.
Ò Lelehannya menghantarkan listrik.
Ò Larutannya dalam air dapat menghantarkan
listrik.
Contoh lain
pembentukan Ion :
a. Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi
elektron Sebagai berikut.
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan
melepas 2 elektron, sedangkan Cl dengan menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion Mg2+, sedangkan atom Cl
menjadi ion Cl–.
- Mg (2, 8, 2) → Mg2+ (2,
+ 2 e–
(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama
dengan neon)
- Cl (2, 8, 7) + e– → Cl– (2,
8,
(konfigurasi elektron ion Cl– sama
dengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl– kemudian
bergabung membentuk senyawa dengan rumus MgCl2.
b. Ikatan
antara atom 12Mg dan dalam MgO Konfigurasi elektron Mg dan O adalah:
Mg : 2, 8, 2
(melepas 2 elektron)
O
: 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akan
memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan memasangkan 2 elektron.
c . Ikatan ion
pada 19K dan dalam K2O Konfigurasi elektron:
K : 2, 8, 8, 1
(melepas 1 elektron) membentuk K+
O : 2, 6
(menerima 2 elektron) membentuk O2 – 2 K+ + O2– → K2O
d. Ikatan ion
pada Fe (elektron valensi 3) dengan Cl (elektron valensi 7)
membentuk
FeCl3 Fe mempunyai elektron valensi 3 akan membentuk Fe3+Cl mempunyai elektron
valensi 7 akan membentuk Cl–Fe3+ + 3 Cl– → FeCl3
No comments:
Post a Comment