Sunday 26 February 2017

PRAKTIKUM 1 (MEMBUAT BLOG) - IMPLEMENTASI KEAMANAN BLUETOOTH MENGGUNAKAN ALGORİTME MD5, SAFER+ DAN AES

Oleh : Is Mardianto, Wardatun Nur Jamilah



Abstract


Permasalahan keamanan telah menjadi isu utama yang sering dibicarakan, misalnya saja pada sistem keamanan bluetooth. Salah satu metode yang sering digunakan saat ini adalah dengan metode otentikasi. Metode otentikasi telah banyak berkembang dari waktu ke waktu, dan saat ini metode yang paling banyak digunakan adalah dengan otentikasi üşer.
Untuk menunjang sistem keamanan bluetooth pada ponsel, ada beberapa algoritme yang dapat diterapkan untuk proses pertukaran data yang dilakukan, algoritme — algoritme tersebut adalah: algoritme MD5, Safer+ dan AES. Algoritme MD 5 digunaFan proses otentikasi üşer, algoritme Safer+ akan digunakan untuk proses pembangkitan kunci, dan algoritme AES akan digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi file.
Hasil penelitian menunjukkan algoritme MD5, Safer+ dan AES dapat memberikan sifat otentikasi dan kerahasian pada pada sistem pengiriman data.



Fulll in PDF : Download

Thursday 23 February 2017

PRAKTIKUM 1 (MEMBUAT BLOG) - PENGEMBANGAN JARINGAN TESTBED IPV6 UNTUK LAYANAN NODA BERGERAK (Mobile Node)

Oleh : Rusdianto Roestam



Abstract



Mobilitas IP (IP mobility) merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh IPv6. Hingga saat ini mobilitas IPv6 masih dalam tahap eksperimental. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur handover latency pada jaringan mobile IPv6. Metoda penelitian yang digunakan terdiri dari metoda analisa dan perancangan. Metoda analisa dilakukan dengan cara studi pustaka dan penggunaan aplikasi yang dapat mendeteksi handover latency. Metoda rancangan dilakukan dengan membuat sebuah jaringan prototype yang menggunakan sistem operasi LINUX dan menggunakan apiikasi MiPL Mobile IPv6. Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang membuat handover latency sangat besar, yaitu faktor media yang digunakan pada jaringan dan faktor prosedur Duplicate Address Detection (DAD).


Full in PDF : Download

Wednesday 22 February 2017

Kode Batang (Barcode)

1.Definisi

                Sebuah kode batang atau kode palang (bahasa Inggris: barcode) adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode batang.
                Penggunaan awal kode batang adalah untuk mengotomatiskan sistem pemeriksaan di swalayan, tugas dimana mereka semua menjadi universal saat ini. Penggunaannya telah menyebar ke berbagai kegunaan lain juga, tugas yang secara umum disebut sebagai Auto ID Data Capture (AIDC). Sistem terbaru, seperti RFID, berusaha sejajar di pasaran AIDC, tapi kesederhanaan, universalitas dan harga rendah kode batang telah membatasi peran sistem-sistem baru ini. Seharga US$0.005 untuk membuat kode barang bila dibandingkan dengan RFID yang masih seharga sekitar US$0.07 hingga US$0.30 per tag.

                Kode batang dapat dibaca oleh pemindai optik yang disebut pembaca kode batang atau dipindai dari sebuah gambar oleh perangkat lunak khusus. Di Jepang, kebanyakan telepon genggam memiliki perangkat lunak pemindai untuk kode 2D, dan perangkat sejenis tersedia melalui platform smartphone.               


2.Sejarah
                Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail. Awalnya, teknologi kode batang dikendalikan oleh perusahaan retail, lalu diikuti oleh perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia, untuk membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.
                Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel patent application, bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototipe ditolak karena tidak stabil dan mahal. Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang lebih baik. Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya kode batang dipakai secara komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Products Identification Standard (UGPIC).
                Perusahaan pertama yang memproduksi perlengkapan kode batang untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Pemakaian di dunia industri pertama kali oleh Plessey Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko Kroger di Cincinnati mulai menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industry.


3.Manfaat
                Kode batang (barcode) terutama UPC, sudah menjadi bagian penting dalam peradaban modern. Penggunaan yang sudah tersebar luas menjadikan kode batang terus digunakan dan berkembang dengan baik, seperti:
-Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store, sudah menggunakan dan memiliki kode batang UPC. Hal ini sangat membantu dalam melacak seluruh item yang dibeli dengan memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah program.
-Penggunaan pada kartu anggota Ritel (hampir seluruh toko ritel seperti alat olah raga, kosmetik, peralatan kantor, obat, dan factory outlet) untuk mengidentifikasikan konsumen yang menjadi anggota.
-Pelacakan gerakan item, termasuk sewa mobil, bagasi maskapai penerbangan. Sejak tahun 2005, maskapai menggunakan standar IATA 2D kode batang di boarding pass (BCBP).
-Beberapa 2D kode batang embed hyperlink ke halaman web page. Sebuah telepon genggam mampu dapat digunakan untuk membaca kode batang dan browsing situs yang terhubung.
-Pada 1970-an dan 1980-an, perangkat lunak kode sumber ini kadang-kadang dikodekan dalam kode batang dan dicetak di atas kertas.


4.Jenis – jenis Barcode
-Barcode untuk keperluan retail. Barcode untuk keperluan retail, salah satu contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk keperluan produk yang dijual di supermarket.
-Barcode untuk keperluan packaging. Barcode untuk packaging biasanya digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode tipe ITF.
-Barcode untuk penerbitan. Barcode untuk keperluan penerbitan, sering digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang menunjukkan ISSN suatu buku.
-Barcode untuk keperluan farmasi. Barcode untuk keperluan farmasi biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah satu barcode farmasi adalah barcode jenis HIBC.
-Barcode untuk keperluan non retail. Barcode untuk kepentingan non retail, misalkan barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan. Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah Code 39.
-Hands Free Scanner, Jenis barcode scanner ini adalah sangat handal, tahan lama, serba guna serta dapat menunjang tingkat produktivitas dengan jumlah pegawai yang sedikit maupun untuk volume yang banyak. Barcode scanner ini bisa diletakkan disuatu tempat sehingga memudahkan pengguna untuk dapat melakukan scan dengan kedua tangan.
 -Laser Barcode Scanner, Tipe ini adalah tipe barcode scanner yang paling popular bila dibanding dengan tipe barcode scanner yang lain. Dalam melakukan pemindaian tipe barcode scanner ini membutuhkan jarak antara 6 hingga 24 inch dan ada pula yang berjarak sampai 2-8 cm.
 -Barcode Decoder, Ini merupakan penerjemah untuk komputer, karena tipe ini mampu menerjemahkan informasi barcode kedalam bentuk format data yang dikenali dan mampu dibaca oleh computer. Barcode decoder diperlukan bila anda menggunakan barcode scanner yang jenisnya undecode scanner (tidak bisa menerjemahkan barcode). Faktanya, ada beberapa pengguna yang lebih memilih untuk menggunakan barcode scanner jenis undecode scanner yang dilengkapi dengan unit barcode decoder sehingga dapat menghapus scanner untuk digunakan dengan barcode terminal portable.
 -Barcode Terminal Portable / Portable Data Terminal (PDT), Tipe ini adalah tipe perangkat yang menggunakan baterai dana menyimpan data kedalam memori untuk bias diupload sehingga sangat memungkinkan untuk penggunaan secara mobile. Selain sebagai scanner, PDT dilengkapi dengan layar LCD dan Keypad atau Keyboard ssehingga sangat memudahkan pengguna dalam melakukan  proses scanning dan melakukan entri data dengan respon kedalam komputer.
 -Hand Held Wend / Pen Type, Jenis barcode scanner ini adalah jenis yang paling ekonomis dan paling simple diantara barcode scanner lainnya. Untuk penggunaanya dalam melakukan proses scanning, pena tersebut harus disentuhkan atau ditempelkan dengan barcode yang akan discan. Kekurangannya selain harus ditempelkan dengan barcode dalam scanning adalah bila barcode yang akan discan disentuhkan dengan pen scanner berulang -  ulang ada kemungkinan hal ini bisa menyebabkan kerusakan.
-Wireless / Cordless Barcode Scanner, Jenis barcode scanner ini sangat cocok digunakan untuk kegiatan industri dengan skala besar karena system kerjanya tanpa menggunakan kabel dan memiliki tingkat efisiensi dan efektifitas yang sangat baik. Barcode scanner bertipe wireless memang banyak menjadi pilihan favorite untuk perusahaan industry berskala besar.
 -Wearable Barcode Scanner, Jenis barcode scanner ini biasa digunakan dengan menggunakan dua cara. Pertama, scanner diaktifkan dengan mengarah ke barcode dan melakukan scanning dengan jari menekan pelatuk atau trigger scanner, atau kedua dengan menempatkan scanner di stand  dan menempatkan barcode tepat di hadapan scanner maka scanner akan melakkukan scanning secara otomatis.


5.Cara membaca Barcode
                Kode batang terdiri dari garis hitam dan putih. Ruang putih di antara garis-garis hitam adalah bagian dari kode. Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis “1”, yang sedang “2”, yang lebih tebal “3”, dan yang paling tebal “4”. Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 = 2122, 3 = 1411, 4 = 1132, 5 = 1231, 6 = 1114, 7 = 1312, 8 = 1213, 9 = 3112. Standar kode batang retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-13 standar terdiri dari: a.)Kode negara atau kode sistem: 3 digit pertama kode batang menunjukkan negara di mana manufacturer terdaftar; b.)Manufacturer Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer dari wewenang penomoran EAN; c.)Product Code: 5 digit setelah manufacturer code. Nomor ini diberikan manufacturer untuk merepresentasikan suatu produk yang spesifik; d.)Check Digit atau Checksum: Digit terakhir dari kode batang, digunakan untuk verifikasi bahwa kode batang telah dipindai dengan benar.