Gaya Bahasa (
Majas )
Adalah
pemanfaatan kekayaan bahasa,
pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri
bahasa sekelompok penulis sastra dan
cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun
tertulis. Menurut Gorys Keraf, gaya bahasa dibagi menjadi Perbandingan,
Pertentangan, Pertautan dan Perulangan.
1.Perbandingan
-Metafora :
Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai
sifat yang sama atau hampir sama.
-Personifikasi :
Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu
yang bukan manusia.
Contoh : Perjalanan hidup
manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan
yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
-Simbolik :
Majas yang
melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai
simbol atau lambang.
Contoh : Ia adalah kembang desa di kampung ini.
-Simile : Pengungkapan
dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung,
seperti layaknya, bagaikan, " umpama",
"ibarat","bak", bagai".
Contoh : Kau umpama air aku
bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
2.Pertentangan
-Hiperbola : Pengungkapan
yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk
akal.
Contoh : Gedung-gedung
perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
-Litotes :
Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh : Terimalah kado yang
tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
-Ironi :
Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan
dari fakta tersebut.
Contoh : Suaramu merdu seperti
kaset kusut.
-Paradoks :
Majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh : Aku merasa sendirian di tengah
kota Jakarta yang ramai ini.
-Antitesis :
Majas yang mempergunakan pasangan kata
yang berlawanan artinya.
Contoh : Tua muda, besar kecil, ikut
meramaikan festival itu.
3.Pertautan
-Alusi :
Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh : Sudah dua hari ia
tidak terlihat batang hidungnya.
-Metonimia : Majas yang menggunakan ciri
atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Pengungkapan
tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas,
atau atribut.
Contoh : Ayah pulang dari luar negeri naik garuda
(maksudnya pesawat).
-Sinekdoke : Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai
pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pars pro toto dan totem pro parte.
Contoh :
Pars pro toto ialah majas
yang menggunakan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan.
Contoh:
Setiap kepala mendapatkan hadiah Rp 100.000,00. Kata kepala mengandung arti orang.
Contoh:
Setiap kepala mendapatkan hadiah Rp 100.000,00. Kata kepala mengandung arti orang.
Totem pro parte ialah
majas yang menggunakan nama keseluruhan sebagai pengganti nama bagian.
Contoh :
Dalam pertandingan sepakbola kemarin Indonesia mengalahkan Malaysia dengan angka 2-1. Kata Indonesia untuk menyebut kesebelasan sepakbola Indonesia.
Contoh :
Dalam pertandingan sepakbola kemarin Indonesia mengalahkan Malaysia dengan angka 2-1. Kata Indonesia untuk menyebut kesebelasan sepakbola Indonesia.
-Eufemisme : majas yang merupakan ungkapan halus sebagai
ungkapan yang dirasakan kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan.
Contoh : Semoga arwah para pahlawan yang telah
mendahului kita diterima di sisi Tuhan.
Arti kata mendahului kita ialah meninggal dunia.
4.Perulangan
-Aliterasi : Majas
yang menggunakan kata-kata dengan bunyi awal yang sama (purwakanti).
Contoh : Dara
damba daku datang dari danau duga dua duka diam di diriku.
-Repetisi : Majas yang berupa pengulangan kata atau kelompok kata yang
sama, dengan maksud menarik perhatian atau lebih menegaskan.
Contoh : Dengan modal ketekunan, kita akan meraih
cita-cita. Oleh sebab itu, sekali lagi ketekunanlah yang perlu kalian
tingkatkan.
-Anafora : Majas yang berupa
pengulangan kata atau frase pada awal kalimat atau penggalan kalimat yang
disusun secara berurutan.
Contoh : Dengan giat belajar, kalian dapat mengambil
jurusan yang diinginkan. Dengan giat belajar, nilai-nilai kalian akan
memusakan. Dengan giat belajar, kalian dapat mencapai cita-cita yang
diinginkan.
-Pleonasme : Majas yang menjelaskan arti
dari kata sebelumnya.
Contoh : Ayo maju ke depan, saya melihat peristiwa
itu dengan mata kepala sendiri.
Kata maju pada kalimat tersebut ditegaskan
kembali dengan kata ke depan, padahal secara harfiah kata maju berarti bergerak
ke arah depan.
No comments:
Post a Comment