Jauhi narkoba dan hindari penyebaran virus HIV/AIDS karena penggunaan jarum suntik
Masih perlukah kita mewaspadai virus HIV/AIDS? Jawabannya, sangat perlu! Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia angka karena virus mematikan ini masih tinggi. Faktor risiko karena Heteroseksual masih menjadi yang paling tinggi terjadi di Indonesia dengan jumlah 34.305 jiwa. Namun, yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah IDU ( injecting drug user) yaitu virus HIV/AIDS yang bermulai dari menggunakan narkoba dengan jarum suntik secara bergantian tidak kalah mengkhawatirkan.
Data dari Directorat General CDC (Centers for Disease Control) bersama Kementrian Kesehatan Republik Indonesia hingga bulan September 2014 jumlah HIV/ADIS yang disebabkan oleh IDU saat ini sebanyak 8.462 jiwa, dan merupakan kedua terbesar setelah Heteroseksual yang mencapai 34.305 jiwa.
Apa saja yang sebenarnya menjadi penyebab tingginya angka pengidap HIV/AIDS? karena kasus narkoba dengan menggunakan jarum suntik ini? Dr Kemal N Siregar, Sekretaris KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional) mengatakan hal ini terjadi karena belum meratanya kehidupan ekonomi dan sosial di masyarakat Indonesia. Kajian KPAN sendiri menemukan, pengidap HIV/AIDS karena penggunaan narkotika dengan jarum suntik justru ditemukan pada masyarakat lapisan bawah, yang memiliki kekurangan dari sisi ilmu pengetahuan dan ruang lingkup sosial yang negatif. Namun, dr Kemal mengatakan pemerintah akan selalu memberikan dukungan dan kepedulian untuk melawan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia, khususnya karena penggunaan narkoba jarum suntik.
"Selama ini KPAN selalu melakukan beberapa program seperti melakukan rehabilitasi melalui perawatan medis, aktivitas komunitas, bahkan membantu para pengguna narkotika karena jarum suntik untuk mengurangi jumlah dosis yang mereka konsumsi secara bertahap dan memotivasi mereka untuk berhenti" ujar Dr Kemal N Siregar.
Lebih lanjut, dr Kemal N Siregar mengatakan bahwa ia optimis, HIV/AIDS di Indonesia akan terus menurun dan menghasilkan masyarakat yang bebas terhadap virus ini. Secara umum, data dari BNN (Badan Narkotika Nasional) mengatakan hingga saat ini 2,5 - hingga 3% penduduk Indonesia mengidap HIV/AIDS karena penggunaan narkotika dengan jarum suntik.
"Pada tahun 2007 jumlah pengidap HIV/AIDS mencapai 52% atau sekitar 200.0000 hingga 250.000 jiwa dan pada tahun 2013 yang lalu sudah menurun menjadi 39%" ungkap Dr Kemal N Siregar.
Dr Kemal Siregar menambahkan bahwa kasus HIV/AIDS karena penggunaan narkoba dengan jarum suntik sering kali terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung bahkan Denpasar, oleh karena itu dibutuhkan perbaikan seperti meningkatkan kualitas layanan yang terkait dengan pemeriksaan HIV/AIDS seperti di puskesmas, mengadakan program penyuluhan tentang pemeriksaan HIV, dan proses rehabilitasi.
Bagaimana dengan Anda Healthy-wans? Jauhi narkotika dan hindari HIV/AIDS!
No comments:
Post a Comment